Ibu, nama ini sangat dekat di hati dan di dalam ingatan sanubari kita semua. Seorang ibu senantiasa mendoakan keselamatan dan kesejahteraan hidup kita disetiap waktu. Dengan kelembutan dan kasih sayangnya beliau senantiasa curahkan bagaikan air yang tak pernah berhenti mengalir. "Pernahkah kita mengingat berapa besar kasih sayangnya...?!"
Bila kita mengingat semua pengorbanannya, maka kita menyakini bahwa membahagiakan ibu adalah sebuah kewajiban. Sebab, ia telah mengandungmu dalam rahimnya berhari-hari, berminggu-minggu, dan berbulan-bulan dalam kondisi yang bersusah payah. Sahabat pilarwawasan, mari kita mentafakuri Q.S. Lukman [31] ayat 14-15, yang artinya :
"Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu; hanya kepada-Ku engkau akan kembali."
Jika engkau adalah seorang perempuan yang sedang mengandung saat ini, tentulah engkau akan menitikan air mata, tubuhmu gemetar dan hatimu pilu. Kita akan merasakan rasa yang sama dengan ibu kita dahulu. "Pernahkah terlintas dalam pikirmu betapa tulus kasih sayangnya...?!"
Ibu, nama ini yang selalu kita sebut disetiap waktu. Beliau juga yang memeliharamu dengan segenap jiwa dan disepanjang waktunya selalu melimpahkan dayanya untuk melindungimu. Tanpa memperdulikan kondisi dan situasinya bahkan kesenangannya asalkan engkau memdapatkan kasih sayang dan kebahagiaan sepenuhnya. Terkadang apa yang diharapkannya selalu diabaikan, tetapi beliau tetap saja mengasihi dan menyayangi kita secara mutlak. "Lalu, kapan terakhir kali kau lihat ibumu benar-benar merasa bahagia bersamamu...?!"
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya, atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka janganlah sekali-kali engkau mengatakan kepada keduanyaperkataan 'ah'! Jangan pula engkau membentak mereka, dan ucapkanah kepada mereka perkataan yang mulia. Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah menyayangi aku sejak kecil." (Q.S. Al-Israa' [17]: 23-24)
Berbicara soal peringatan Hari Ibu, tepat pada tanggal 22 Desember adalah hari peringatan atau perayaan Hari Ibu. Peringatan Hari Ibu sebaiknya tidak dijadikan sebuah simbolisme semata dan hanya dikenang dalam satu hari saja. Bagi saya, Hari Ibu tak hanya dalam satu hari, melainkan disetiap hari saya jadikan sebagai Hari Ibu. Semangat memuliakan seorang ibu merupakan sebuah keharusan dan kewajiban serta perlu berlandaskan pada keimanan kepada Allah Swt. Sehingga, segala bentuk peringatan akan membekas di hati anak dan dirasakan para ibu.
Wallahua’lam bishawwab Barakallahufikum...